Aku menolak
tanda titik pada tiap kalimatmu
Karena setelah
itu,
Ya setelah itu
...
Aku ingin selalu
memberi tanda tanya diujung kalimatmu
Karena aku ingin
membaca arti ucapanmu. Entah.
Kau selalu
membantah tangis tentang bulan yang mati
Jangan kau
sesali Purnamaku,
Walau Gelap
kukuh memeluk kita
Tenanglah karena
aku masih mampu mengusap air mata
Meskipun dengan
meraba-raba
Mungkin kau
begitu ligat tak merasakannya
Namun, aku tak
selalu terburu buru tuk tinggalkanmu
Karena aku
menunggumu, Purnamaku
Aku tak pernah
takut kau tak melihatku
Karena kau masih
bisa mencium wangi tubuhku
Tanpa tau siapa
aku
Aku sadar gelap
ini membuatmu acuh
Namun kabut
talang yang merapat kesisi kita,
Selalu
membekukan lidahku untuk bilang
Aku sangat
mencintaimu, Purnamaku
Pati,
14 Februari 2014
0 komentar:
Posting Komentar