awal dimana langkahku berhenti
menjelajahi dunia yang terpatri
ku ikuti langkah yang semakin terangkai
menata jalanan yang hancur sesampai
mutiara selaksa sebuah pesona
menakjubkan setara mata yang memandangya
kugapai mimpiku dengan kejamnya zaman
namun prinsipku mengalahkan sebuah ketakutan
aku dapat penghalang yang bersandar
mentertawakanku dengan ejekan kasar
kenpa dia kembali dalam hidupku?
Kuhapus tetesan membran air mata
Kukuatkan jantungku tuk tak menghiraukannya
Namun ku mengaku kalah dengan sebuah cerita
Aku mencari kepastian dalam dua keinginan
Meski ini semua hanya akan ada dalam angan
Kan ku ukir namaku di rengkuhan prestasiku
Ataukah kan ku ukir namaku batu nisanku
Tuhan…beri aku jalan dalam cobaan
Inginku lihat senyuman bukan tangisan
Aku tak butuh semua kenikmatan
Aku hanya ingin diberi suatu kesempatan
Waktu yang hanya tersenyum sinis
Terlihat punya dendam yang sangat bengis
Melihat gambar kehidupan yang sangat miris
Kutelan ludah yang lama telah menjadi kenangan
Kekhusukanku memeluk menara kemenangan
Namun kenapa sakit itu memberikan gambaran kembali??
Masihkah madu mengalir dalam putingmu?
Ataukah rasa sakit yang engkau berikan dalam tubuhku
Kenapa penyakit ini datang kembali
Ketikaku mampu menjaga tongkak dalam sebuah jati diri
Rengkuhku dalam dekapan sakitku
Ku coba tersenyum dibalik penderitaanku
Cuman dirikulah yang kan mengerti tentangmu
Kurela engkau ambil perlahan nyawaku dengan iringnya waktu
Izinkanku menggapai harapan disetiap do’aku
Kujadikan kain kafanku tuk salam rinduku
Kenanglah aku sebagai sebuah keindahan bukan sebongkah berudu
Penyakit ini telah menyentuhku dengan enyaman luka
Memaksaku merasakan butiran obat yang menyiksa
Tusukan jarum yang menyisahkan utasan partikel asa
Sungguh menjajikan kejamnya sebuah cita –cita
Ayah,,,, ku kan ikuti jejak langkahmu
Menemani dalam kesendirianmu
Kini ku tahu artinya memendam sebuah rahasia besar
Demi senyuman dari semua orang, sunnguh engkau berjiwa besar
Cinta sejati adalah cinta orang tuaku
Mereka menggandeng ,menata dan membangkitkanku
Tanpa lelah mereka pegangi tanganku ketika datangnya ketakutanku
Ku kan balaz semua sentuhan halus ini dengan do’a kedamaian
I love u mom, n i miss u dad
I will always love u